Halo semua. Udah lama banget nggak menjamah blogku. Pas dibuka nih blog udah debuan. Husssshh.
Pengalaman menjadi ibu adalah pengalaman yang nggak bisa dideskripsikan. Bahagia, senang, suka, sampe yang sedih-sedih pernah aku alami. Terutama kalo anak lagi sakit. Rasanya pilu, pengennya penyakitnya pindah ke badanku aja.
Awal cerita, poop zaidan sudah beberapa hari ini warnanya kecoklatan. Aku ngerasa ada yang aneh sama poop anakku. Trus agak mencret gitu. Karena lg di palembang, akhirnya aku mutusin buat ke salah satu DSA disini. Dokter meresepkan Interlac dan cefspan (cefixime) 100mg. Awalnya aku gak tau kalo itu antibiotik. Dokternya juga gak bilang kalo ada AB diresep. Baru tau pas ambil obatnya di apotik. Aku jd bingung, kok sampe dikasih AB segala. Trus zaidan juga disuruh ganti susu. Tapi aku gak mau ganti susu, karena menurutku dia oke-oke aja kok. Penyebabnya bukan susu. Setelah dari dokter ini keadaan zaidan bukannya membaik malah mencretnya tambah jadi. Antibiotik dari dokter tersebut pun nggak aku berikan kepada anakku, karena menurutku pemberian AB harus sesuai dengan diagnosa. Anak diare tidak memerlukan AB. Puncaknya adalah pas hari minggu. Moncor terus sampe aku kasihan ngeliatnya. Jadi dengan inisiatifku sendiri aku kasih Lacto-B, seperti yang sering diresepkan DSAnya di Jakarta, dr.Badriul Hegar. Tapi sudah diberi Lacto-B keadaannya belum begitu membaik. Lalu aku beri daryaZinc. Sama juga, belum memberi hasil maksimal. Yang ada zaidan malah moncor terus, kalau dihitung bisa sampe 20 kali. Pantatnya sampe lecet. Sedih banget. Aku langsung bawa ke dokter besok paginya. Dokter yang berbeda dari dokter pertama yang aku datangi. Menurut dokter tersebut, pemberian daryaZinc dan Lacto-B sudah benar. Interlac harus distop, karena sama saja dengan Lacto-B. Padahal interlac ini harganya lumayan loh. Lalu disarankan untuk uji feses agar lebih yakin.
Akhirnya feses Zaidan diuji di lab. Hasilnya menyedihkan sekali. Pada fesesnya terdapat lendir, leukosit, darah samar, ragi, jamur, dan intinya sih ada bakteri di fesesnya. Aku sedih banget. Aku jadi mikir anakku bisa sembuh gak ya. Tapi secara klinis keadaannya baik-baik saja, tetap aktif. Tapi dikhawatirkan dia dehidrasi. Alhamdulillah, Zaidan masih mau minum air putih dan susu. Dia nggak mau minum larutan seperti oralit. Dokter itu juga ngasih resep tambahan AB cefila dan obat jamur nymiko. Keesokan paginya, setelah menyuapinya sarapan, dengan membaca bismillah aku beri anakku obat satu persatu. Alhamdulillah semuanya lancar. Dan pada saat aku menulis blog ini, Zaidan masih mengkonsumsi obat-obat tersebut dengan keadaan jauh lebih baik dari sebelumnya. Pesan moralnya untuk ibu-ibu/bapak-bapak yang mengalami penyakit yang sama dengan anakku, jangan mudah panik. Kita juga harus cari tau resep apa yabg dikasih dokter untuk anak kita. Pokoknya harus jadi pasien yang pintar dan jangan termakan omongan dokter aja, karena pada dasarnya dokter juga manusia. Bisa salah juga.